Buscar

Artikel PERKEMBANGAN BATIK DI TULUNGAGUNG


Batik adalah suatu kata yang kedengarannya sangat sederhana tetapi kalau kita hayati patut berbangga, karena Batik sudah menjadi kata baku Internasional yang merupakan pengakuan dunia pada hasil karya seni diatas merupakan karya ciptaan asli nenek moyang leluhur kita yang bernilai tinggi.
Batik merupakan seni dan keahlian yang turun temurun yang menjadikan salah satu sumber penghidupan yang memberikan lapangan kerja bagi warga masyarakat juga sebagai penyaluran kreasi yang mempunyai arti tersendiri dan kadang dihubungkan dengan tradisi, kepercayaan dan sumber kehidupan yang berkembang dalam masyarakat.
Batik semula hanya diperuntukkan bagi Kerabat Keraton, namun sesuai perkembangan zaman akhirnya masyarakat luas bisa memakai dan membuat batik. Batik hanya bisa dipakai sebagai piranti pada segi Magis Religius yang sampai sekarang masih digunakan pada upacara seperti :
® Upacara Pinangan memakai batik motif PAMILUTO
® Upacara Pernikahan , sepasang pengantin memakai kain batik motif SIDOMUKTI, sedang orang tua memakai batik motif TRUNTUM .
® Upacara Boyongan, pemilik rumah yang akan menempati rumah baru biasanya memakai batik motif TAMBAL .
Perkembangan selanjutnya batik dapat menyesuaiakan diri dengan kenyataan-kenyataan yang tumbuh dimasyarakat. Batik yang semula hanya untuk dipakai dalam upacara Magis Religius ternyata sekarang Batik tidak hanya dipakai sebagai Nyamping dan Dodot oleh Kerabat Keraton. Dengan mengikuti aras zaman, Batik dapat dipakai oleh masyarakat umum sebagai kebutuhan sandang/busana maupun untuk keperluan rumah tangga dan lain sebagainya, misal untuk taplak meja, sprei, sarung-bantal kursi, korden dan bahkan sekarang sebagai tutup lemari es, galon Aqua dll .
Batik Tulungagung
Pada saat ini di tulungagung ada 3 type menurut daerah pusat pembatikan, yaitu : Bangoan dan sekitarnya, Majan dan sekitarnya, Kalangbret dan sekitarnya.
1. Batik Bagoan.
Dibuat di daerah Bangoan dan sekitarnya . Batik Bangoan dibuat secara tulis kasar. Motif Batik Bangoan umumnya bermotif semen, sekar jagad, sidomukti, dan lereng. Warna Batik biru tua (wedelan) dan coklat tua ( soga ). Proses dikerjakan secara kerokan (susukan) .
2. Batik Majanan.
Dibuat di daerah Majan dan sekitarnya. Batik Majanan dibuat secara tulis, sedang sampai halus. Motif batik Majan ini bermotif gringsing sebagai motif dasar dan bentuk buketan (bunga) ditengah-tengahnya.
Warna batik Majanan ini berwarna coklat (soga) warna dasar pada gringsing. Sedang pada buketan berwarna biru muda, biru tua, kuning, dan kadang-kadang warna violet dan merah yang dikerjakan secara toletan. Sedang proses pengerjaannya secara lorodan (kebyok).
3. Batik Kalangbret dan sekitaranya (Kambretan).
Dibuat di daerah Kalangbret dan sekitarnya secara tulis maupun cap-capan.Tipe batik Kambretan yaitu tulisnya dibuat secara sedang sampai halus dan pada buketannya tidak diberi warna warni hanya warna coklat (soga) dan warna biru tua ( wedelan). Sedangkan batik cap-capan di daerah ini sangat banyak motifnya. Motif-motif itu hasil penggabungan dari motif-motif dari daerah lain, misalnya : Solo, Yogyakarta, Banyumas dan lain-lainnya, yang akhirnya menjadi motif khas Tulungagung. Proses pengerjaan batik Kalangbret secara lorodan ( kebyok ) dan disamping itu khusus batik cap dapat dikerjakan secara pres.
Sesuai dengan kemajuan jaman dan tekhnologi, dalam dunia batikpun mengalami hal yang serupa yaitu dibidang desain, bahan dasar, maupun prosesnya. Perkembangan tersebut sesuai dengan permintaan konsumen.
Pada awalnya batik hanya dikerjakan secara tulis, selanjutan mengalami perkembangan yaitu secara cap-capan, kemudian secara printing (sablon). Kemungkinan dikemudian hari batikpun bisa mengalami kemajuan sesuai dengan perkembangan tekhnologi, mungkin juga bisa diproses secara foto copy .

Tekhnik Membuat Batik
Yang dimaksud dengan teknik membuat batik adalah proses-proses pekerjaan dari permulaan yaitu dari mori batik sampai menjadi kain batik . Pekerjaan dari mori batik menjadi kain batik dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu
1. Persiapan .
Yaitu berbagai macam pekerjaan pada mori hingga menjadi kain yang siap untuk dibatik. Pekerjaan persiapan itu antara lain ;
1.1 memotong mori sesuai ukuran yang diinginkan
1.2 mencuci ( dikanji jika perlu )
1.3 mengeringkan
2. Membuat Batik .
Yaitu berbagai macam pekerjaan dalam membuat batik yang sebenarnya, dan pekerjaan itu meliputi 3 macam pekerjaan utama , diantaranya
2.1 pelekatan lilin batik pada kain untuk membuat motif batik yang dikehendaki
2.2 pewarnaan batik
2.3 menghilangkan lilin yang telah melekat pad permukaan kain yang disebut nglorod/ngebyak/mbabar.
Macam-macam Tekhnik Pembuatan Batik
Ada 3 macam tekhnik dalam pembuatan Batik yaitu :
1. Batik Kerokan, urutan kerjanya :
mori dipotong
dibatik klowong
di batiktembokan
diwedel (warna biru dongker )
dikerok ( menghilangkan sebagian tertentu lilin )
dibironi ( ditutup lilin bagian biru dan putih )
disoga ( diwarna coklat )
dilorod ( menghilangkan lilin )
2. Batik Lorotan, urutan kerjanya :
mori dipotong
b. dibatik klowong dan tembokan
diwedel ( warna biru dongker )
dilorod / dikebyok
dibironi ( ditutup lilin bagian biru danputih )
disoga ( diwarna coklat )
dilorod ( menghilangkan lilin )
3. Batik Bedesan, urutan kerjaannya :
mori dipotong
dibatik tembokan
disoga
dibatik klowong
diwedel
dilorod.
Bahan – bahan Batik
Ada beberapa bahan yang dibutuhkan dalam memproses batik, diantaranya Mori/kain batik, lilin batik, zat warna batik, dan obat-obat pembantu .
1. Mori adalah kain yang terbuat dari katun. Ada bebarapa jenis kain mori yaitu :
Mori Primissima, yaitu jenis kain mori yang paling halus
Mori Prima, yaitu mori halus
Mori Biru, yaitu mori sedang
2. Lilin Batik
Lilin batik adalah bahan yang dipakai untuk menutup permukaan kain menurut motif yang dikehendaki.
Lilin batik terdiri dari campuran beberapa bahan pokok lilin yaitu gondorukem,damar, parafin, gajoh, lilin tawon/lilin lanceng.
3. Zat warna, terdiri dari:
Napthol
Indigosol
Remasol
Indantren
Rapid
4. Obat peramu
Soda kustik
Soda abu
HCL
Water glass
Jenis – jenis Batik
1. Baatik Tulis
Batik yang prosesnya ditulis dengan canting
2. Batik Cap
Batik yang prosesnya dicap memakai cap yang terbuat dari tembaga dengan motif tertentu
3. Batik Lukis
Batik yang prosesnya dilukis dengan kwas maupun canting yang biasanya sebagai kuasan dinding
4. Batik Printing
Batik yang prosesnya disablon dengan scren motif batik tertentu
Batik Gajah Mada Khas Tulungagung
Batik Gajah Mada khas Tulungagung merupakan aset daerah yang tidak boleh kita acuhkan begitu saja. Sebab timbulnya sebutan suatu produk tertentu yang dimiliki oleh suatu daerah tidaklah secepat yang kita bayangkan, melainkan melalui proses yang panjang .Baik itu dilihat dari latar belakang sejarahnya , pasang surutnya pasar, sampai pada persaingan perdagangan batik itu sendiri .
Jika mencoba melihat dari sejarah nama “ Gajah Mada “ itu sendiri, ada beberapa pendapat yang menerangkan arti nama tersebut .
1. Dalam perjalanannya, Patih Gajah Mada dalam menyatukan wilayah nusantara, pernah singgah di Tulungagung kala itu, memberikan kisah-kisahnya pada pembesar katumenggungan pada dan dituangkan pada aneka warna dalam batik.
2. Gajah Mada dalam menyatukan aneka daerah di nusantara, disinonimkan pula dalam aneka corak /gambar dalam batik. Beberapa gambar seperti ikan, ayam, aneka buah-buahan, tanaman dll, disatukan dalam satu karya batik
3. Banyak masyarakat disekitar daerah Kalangbret, mendengarkan cerita-cerita dari leluhurnya, bahwa pada saat Nyi Roro Kembang Sore masih hidup
hampir setiap malam hari biasanya di Gunung Bolorejo terdengar suara semruitnya canting batik milik Nyi Roro Kembang Sore ditiup,walau dalam radius 2 kilometer lebih suara itu bisa didengar. Dijelaskan bahwa Nyi Roro Kembang Sore sedang membatik, dan batiknya adalah batik Gajah Mada.
4. Ada juga beberapa pendapat yang mengatakan bahwa pengambilan nama Gajah Mada pada Batik khas Tulungagung diambil oleh karena keheroikan atau popularitas nama Gajah Mada yang ngentren pada waktu itu sebagai nama yang mengakar di hati masyarakat Tulungagung. Jadi pengambilan nama itu semata-mata hanya untuk menandai pasaran Batik Tulungagung yang pada waktu itu amat laku .Dan seterusnya pemakaian nama itu bertahan hingga sekarang .
Demikian sekilas tentang apa itu batik dan sekilas sejarah tentang nama Batik Gajah Mada itu sendiri . .
Tulungagung, Desember 2003

Resensi novel 'Laskar Pelangi'

Ini adalah kisah heroik kenangan 11 anak Belitong yang tergabung dalam ”Laskar Pelangi”: Syahdan, Lintang, Kucai, Samson, A Kiong, Sahara, Trapani, Harun, Mahar, Flo dan sang penutur cerita – Ikal. Andrea Hirata, yang tak lain adalah Ikal, dengan cerdas mengajak pembaca mengikuti tamasya nostalgia masa kanak-kanak di pedalaman Belitong yang berada dalam kehidupan kontras: kaya dengan tambang timah, tapi rakyatnya tetap miskin dalam kesehariannya.

Ini adalah cerita tentang semangat juang menyala-nyala dari anak-anak kampung Belitong untuk mengubah nasib melalui sekolah, yang harus mereka dapat dengan terengah-engah. Sebagian besar orang tua mereka lebih suka melihat anak-anaknya bekerja membantu orang tua di ladang, atau bekerja menjadi buruh kasar di PN Timah, daripada sekolah yang tak jelas masa depannya.

Derita sekolah itu tergambar jelas ketika SD Muhammadiyah di kampung miskin itu terancam tutup kalau murid baru sekolah itu tidak mencapai 10 orang. kesebelas anak itulah yang telah menyelamatkan masa depan suar pendidikan yang hampir redup digilas ekonomi.

Kesebalas anak itu memiliki keunikan masing-masing. Diantara 11 anak Laskar Pelangi itu, Lintang dan Mahar adalah 2 diantara yang paling menonjol. Lintang jenius dalam bidang eksakta, Mahar ahli di bidang seni budaya. Mereka seolah mewakili otak kanan dan otak kiri manusia. Lintang memiliki semangat juang yang tiada tara dalam belajar. Dia rela menempuh perjalanan dengan kereta angin sejauh 80 km pergi pulang demi dapat memuaskan dahaga ilmu pegetahuan. Saking semangatnya hingga akan tercium karet terbakar dari sepatunya yang aus digerus pedal sepeda. Jika ada aral melintang di jalan dan terlambat sampai sekolah, tiada masalah baginya, asal dapat menyanyikan lagu ”Padamu Negeri” pada akhir jam pelajaran.

Novel Laskar Pelangi penuh dengan taburan wawasan yang luas bak samudra dari penulisnya yang paham betul tentang ilmu eksakta, seni budaya, dan humaniora. Kita akan dibuat tersenyum geli dari humor kecil yang dilontarkannya, terharu dan bahkan menangis ketika membaca kisah heroik kesebelas anak Laskar Pelangi.

Filicium adalah pohon yang menjadi saksi seluruh drama kehidupan Laskar Pelangi. Pohon itu menaungi sekolah mereka yang hampir roboh. Pohon itu menjadi markas setiap pertemuan mereka: membicarakan soal-soal di sekolah, merancang karya untuk festival 17 Agustus, atau tempat Lintang memberi kuliah tentang ilmu fisika. Pohon itu pulalah yang menjadi saksi kerinduan Ikal pada gadis manis keturunan cina, anak pemillik toko Sinar Harapan yang memiliki jari lentik dan kuku cantik.

Anak-anak Laskar Pelangi itu hidup dalam kebahagiaan masa kecil dan menyimpan mimpi masing-masing untuk hari esok. Tapi siapa yang sanggup melawan sang nasib? Dua belas tahun kemudian, Ikal menyaksikan perubahan nasib teman-temannya yang sungguh diluar dugaan. Sang nasib sungguh menjadi sebuah misteri yang maha gelap. Anak-anak Laskar Pelangi itu boleh punya cita-cita setinggi langit, tapi nasib jualah yang menentukan episode kehidupan mereka selanjutnya. Sang nasib bisa jadi adalah ketiadaan kepedulian pemerintah akan bibit-bibit unggul mutiara anak bangsa yang harus terhempas oleh himpitan ekonomi. Mereka adalah anak-anak harapan bangsa yang terpaksa harus tunduk oleh gilasan nasib yang semestinya bisa diupayakan oleh pemerintah yang punya amanah dan kuasa untuk memajukan pendidikan.

Lintang, sang jenius itu misalnya kini harus terpuruk jadi sopir tronton karena harus menjadi tulang punggung keluarga, menjadi pengganti ayahnya. Tapi Lintang punya jawaban, ” jangan sedih Ikal, paling tidak aku telah memenuhi harapan ayahku agar tidak jadi nelayan….” Bagi Ikal, kata-kata itu semakin menghancurkan hatinya, ia marah, kecewa pada kenyataan begitu banyak anak pintar yang harus berhenti sekolah karena alasan ekonomi. Ia mengutuki orang-orang bodoh sok pintar yang menyombongkan diri, dan anak-anak orang kaya yang menyia-nyiakan kesempatan pendidikan.

Kekuatan novel ini terletak pada sentilan humaniora tentang pentingnya pendidikan sekolah dan sekaligus kuatnya moral agama. Novel ini wajib baca bagi generasi muda yang terlena dengan gelimang kemudahan ekonomi dan tak lagi kenal jerih payah untuk menggapai masa depan. Novel ini juga wajib baca bagi para pendidik, bagi pemerintah yang selalu alpa pada pentingnya pendidikan. Buah dari kealpaan itu diantaranya adalah, kini kita menjadi bangsa yang sering menjadi bahan olok-olok oleh bangsa lain, karena kita rajin mencetak manusia yang tak punya kualitas.

Kelemahan novel ini, menurut saya, hanya terletak pada cara mengakhiri cerita. Semestinya, novel ini sudah ditutup pada bab 33: Anarkonisme, yang menceritakan kejatuhan Babel (Bangka Belitung) yang dulu bergelimbang Timah. Bab 34: Gotik, menurut saya menjadi ekor cerita yang membingungkan. Karena penutur ”Aku” secara tiba-tiba menjadi orang lain, dan bukan lagi Ikal. Bab 34 ini menjadi sebuah kemubaziran. Sama persis seperti seorang pelukis yang seharusnya berhenti menguaskan catnya pada bidang lukis yang sudah sempurna, tapi kemudian menjadi berantakan karena sebuah goresan yang tidak perlu.

Resensi novel "Cinta terlarang"

Sinopsis :
Buku Terbaik Publisher Weekly 2007
Pemenang Rauxa Award 2007

Elio, seorang remaja pria Italia, merasa kalut dan kebingungan ketika merasa dirinya jatuh cinta setengah mati kepada tamu lelaki dari Amerika yang menginap di rumahnya selama musim panas. Tidak yakin terhadap keinginannya sendiri, ia berusaha keras mengingkari perasaan tertariknya yang tak wajar itu. Walaupun suka menyendiri dan lebih pandai bergaul dengan buku ketimbang dengan manusia, secara fisik ia sangat menarik dan banyak perempuan mengejarnya.

Di luar dugaan, Elio tidak bertepuk sebelah tangan. Oliver ternyata membalas perasaannya. Di akhir musim panas itu, mereka pergi ke Roma sebelum Oliver pulang ke negaranya. Di kota itu, mereka menemukan kehangatan dan kebersamaan total yang jarang dimiliki pasangan lain, tanpa menyadari itulah terakhir kalinya mereka bisa berdua. Oliver kemudian pulang ke Amerika dan menikah dengan seorang wanita. Merasa dikhianati, Elio yang patah hati menolak bertemu dengan kekasihnya. Namun, seumur hidup ia tak mampu melepaskan diri dari bayangan Oliver. Ia menunggu bertahun-tahun untuk memastikan bahwa perasaan mereka bukan sekadar cinta semusim.

Novel ini mengisahkan liku-liku cinta terlarang dengan segala dilema dan tarik ulurnya. Hubungan Elio dan Oliver juga diwarnai hubungan bercabang mereka dengan sejumlah perempuan. Novel ini bukan hanya enak dibaca, tapi juga menghibur dan sekaligus membuka wawasan kita tentang makna cinta dan pengorbanan.

Spesifikasi Buku
Penerbit : Serambi
Pengarang : Andre Aciman
Kelompok : Novel
Bahasa : Indonesia
Cover : softcover

Cerpen Cinta Remaja: "Seharusnya Kau Pergi"

“Aku nggak tau, maunya kamu itu apa. Udah jelas-jelas Fery itu suka banget sama kamu, sayang dan perhatian. Kenapa sich dia kamu putusin,” tanya Jeni yang nggak habis pikir tentang kelakuan Ega.

“Aku nggak suka sama dia,” jawab Ega lantang
“Kalau kamu nggak suka, kenapa kamu terima dari awal, waktu dia nembak kamu?”
“Yach, aku kan nggak tau sikap dan sifat dia kayak itu. Ternyata udah dijalanin, aku rasa aku nggak cocok aja sama dia”.
“Tapi kan kalian baru sebulan jalan bareng. Kamu butuh waktu Ga, agar kamu tau banyak soal Fery”.
“Duh..... Jen. Waktu sebulan itu cukup lama. Mau berapa lama lagi sich? Lagian aku udah bosan sama dia”

Cerpen: Arti Persahabatan

        Bagiku arti persahabatan adalah teman bermain dan bergembira. Aku juga sering berdebat saat berbeda pendapat. Anehnya, semakin besar perbedaan itu, aku semakin suka. Aku belajar banyak hal. Tapi ada suatu kisah yang membuat aku berpendapat berbeda tentang arti persahabatan. Saat itu, papa mamaku berlibur ke Bali dan aku sendirian menjaga rumah...


“Hahahahaha!”
aku tertawa sambil membaca.


“Beni! Katanya mau cari referensi tugas kimia, malah baca komik. Ini aku menemukan buku dari rak sebelah, mau pinjam atau tidak? Kamu bawa kartu kan? Pokoknya besok kamis, semua tugas kelompok pasti selesai. Asal kita kerjakan malam ini. Yuhuuuu... se

Biografi Taufiq Ismail

        Taufiq Ismail lahir di Bukittinggi, 25 Juni 1935. Masa kanak-kanak sebelum sekolah dilalui di Pekalongan. Ia pertama masuk sekolah rakyat di Solo. Selanjutnya, ia berpindah ke Semarang, Salatiga, dan menamatkan sekolah rakyat di Yogya. Ia masuk SMP di Bukittinggi, SMA di Bogor, dan kembali ke Pekalongan. Pada tahun 1956–1957 ia memenangkan beasiswa American Field Service Interntional School guna mengikuti Whitefish Bay High School di Milwaukee, Wisconsin, AS, angkatan pertama dari Indonesia



      Ia melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan, Universitas Indonesia (sekarang IPB), dan tamat pada tahun1963. Pada tahun 1971–1972 dan 1991–1992 ia mengikuti International Writing Program, University of Iowa, Iowa City, Amerika Serikat. Ia juga belajar pada Faculty of Languange and Literature, American University in Cairo, Mesir, pada tahun 1993. Karena pecah Perang Teluk, Taufiq pulang ke Indonesia sebelum selesai studi bahasanya.

Biografi W.S Rendra

          Willibrordus Surendra Broto Rendra (lahir Solo, 7 November 1935) adalah penyair ternama yang kerap dijuluki sebagai "Burung Merak". Ia mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta pada tahun 1967 dan juga Bengkel Teater Rendra di Depok. Semenjak masa kuliah beliau sudah aktif menulis cerpen dan esai di berbagai majalah. Rendra adalah anak dari pasangan R. Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo dan Raden Ayu Catharina Ismadillah.

          yahnya adalah seorang guru Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa pada sekolah Katolik, Solo, di samping sebagai dramawan tradisional; sedangkan ibunya adalah penari serimpi di keraton Surakarta. Masa kecil hingga remaja Rendra dihabiskannya di kota kelahirannya itu. Ia memulai pendidikannya dari TK (1942) hingga menyelesaikan sekolah menengah atasnya, SMA (1952), di sekolah Katolik, St. Yosef di kota Solo. Setamat SMA Rendra pergi ke Jakarta dengan maksud bersekolah di Akademi Luar Negeri. Ternyata akademi tersebut telah ditutup. Lalu ia pergi ke Yogyakarta dan masuk ke Fakultas Sastra, Universitas Gajah Mada. Walaupun tidak menyelesaikan kuliahnya , tidak berarti ia berhenti untuk belajar. Pada tahun 1954 ia memperdalam pengetahuannya dalam bidang drama dan tari di Amerika, ia mendapat beasiswa dari American Academy of Dramatical Art (AADA). Ia juga mengikuti seminar tentang kesusastraan di Universitas Harvard atas undangan pemerintah setempat.
 
(kanan bawah)